Part 3 : Ya’juj dan Ma’juj (Gog and Magog)

10 tanda besar kiamat.

Abu Sarihah Hudzaifah bin Usaid berkata, Rasulullah saw berada di kamar sementara kami berada di bawah, beliau melihat kami dari atas lalu bertanya: “Apa yang kalian bicarakan ?”. Kami menjawab: Kiamat. Beliau bersabda: “Kiamat tidaklah terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda; Asap, Dajjal, Binatang Buas, Matahari Terbit dari Barat, Turunnya Isa putera Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, Turunnya Tanah Bumi di Timur, Turunnya Tanah Bumi di Barat, Turunnya Tanah Bumi di Arabia, Api akan muncul dari Yaman yang akan mengumpulkan manusia” (Shahih Muslim, 5163)



Patung Ya’juj dan Ma’juj di Guildhall, Kota London

1. Siapa Ya’juj dan Ma’juj ini ?

Siapa Ya’juj dan Ma’juj ini ? Apakah mereka makhluk aneh ? Apakah mereka makhluk luar angkasa ? Apakah mereka Jin atau Malaikat ? Apakah mereka seperti Dajjal yang bukan manusia, jin maupun malaikat ? Apakah mereka ini manusia?
Mari kita mengacu pada Al-Qur’an terlebih dahulu untuk menjawabnya. Dalam Surah Al Kahfi, Allah SWT berfirman:
Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu (makhluk) itu berbuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka” (Q.S Al Kahf, 18:94)
Dari ayat di atas disebutkan bahwa suatu kaum manusia mengadu kepada Dzul Qarnain tentang Ya’juj dan Ma’juj yang melakukan Fasad (kerusakan) di wilayah mereka. Mereka meminta agar dibuatkan dinding pembatas (tembok) yang mengurung Ya’juj dan Ma’juj sehingga melindungi mereka dari Fasad. Dalam Al-Qur’an, para pelaku Fasad dijatuhi hukuman yang sangat luar biasa di dunia dan juga mendapat hukuman yang tiada tara di akhirat kelak.
Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah dibunuh dan disalib, atau diotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan diakhirat mereka mendapat azab yang besar” (Q.S Al Maa’idah, 5:33) 
Oleh karena itu, perilaku Fasad dilakukan oleh Makhluk yang diberi oleh Allah SWT sebuah Hasrat (Nafsu) hingga mampu untuk memilih dan menentukan yang haq dan bathil. Makhluk-makhluk Allah SWT yang diberi hasrat oleh Allah SWT adalah Jin dan Manusia, sedangkan Malaikat tidak. Malaikat tidak memiliki kehendak untuk melakukan sesuatu dan tidak dapat melakukan dosa, sebab tindakan mereka berdasarkan perintah Allah SWt, maka mereka tidak dapat melakukan Fasad. Tidak pula Malaikat dapat dikurung dalam materi dinding penghalang. Sedangkan Jin memiliki hasrat didiberi kemampuan untuk menentukan pilihan, namun Jin merupakan makhluk yang kasat mata, mereka tidak dapat dilihat oleh manusia apabilia mereka melakukan Fasad. Sebagai tambahan, Jin tidak dapat dilihat karena berada dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda dengan alam manusia, dengan demikian, seperti halnya Malaikat, tidak dapat dikurung di balik materi dinding penghalang.
Satu lagi makhluk Allah SWT yang memiliki hasrat adalah Manusia. Tidak seperti Malaikat dan Jin, Manusia dapat dikurung di balik materi dinding penghalang. Kesimpulan yang tak terelakkan yaitu Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia. Alhamdulillah, Rasulullah saw menjelaskan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia dari keturunan Adam as.
Abu Said al-Khudri memaparkan bahwa Nabi bersabda: “Pada Hari Penghakiman Allah akan memerintahkan Adam untuk membawa dari seluruh keturunannya orang-orang yang akan memasuki api neraka. Adam akan bertanya: ‘Ya Tuhan, siapa mereka?’ Allah akan berfirman: ‘Sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari seribu untuk api neraka sementara satu untuk surga.’ Saat mendengar ini, para sahabat diliputi rasa takut dan mereka bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang satu untuk surga itu?” Nabi bersabda: ‘Jangan bersedih hati, sembilan ratus sembilan puluh sembilan adalah Ya’juj dan Ma’juj sementara kalian adalah yang satu untuk surga.’ (yakni jumlah kalian dibandingkan dengan mereka adalah satu dalam seribu). (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam” (Kanz al-Ummal, Hadits No. 2158) 

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia. Dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (HR. Ath-Thabarani) 
Namun, kenapa Dzulkarnaen tidak membinasakan mereka saja dan tidak perlu repot membuat tembok pembatas bagi mereka ? ini aneh. Hal ini karena hanya Allah SWT yang bisa membinasakan mereka dan juga Allah SWT membiarkan mereka bercampur satu-sama lain dengan manusia lainnya untuk menguji manusia itu sendiri. Hadits Qudsi:
Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku (yakni Ya’juj dan Ma’juj) begitu kuat sehingga tidak ada kecuali Aku yang dapat menghancurkan mereka” (Sahih Muslim) 
Hanya Allah SWT yang mampu membinasakan mereka, bahkan Isa as tidak mampu membinasakan mereka pada akhir zaman nanti. Nabi Isa as dan hamba Allah saat itu menaiki gunung Thur dan berdo’a kepada Allah agar membinasakn Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah mengirimkan jutaan hama serangga yang menyebarkan wabah penyakit. Wabah penyakit ini yang akan membinasakan Ya’juj dan Ma’juj.


Patung Ya’juj dan Ma’juj di Royal Arcade, Melbourne Australia.

2. Di mana lokasi (Kampung halaman) mereka ketika di kurung di balik dinding pembatas ?

Para ulama atau ilmuwan Muslim terdahulu telah mengetahui lokasi Ya’juj dan Ma’juj berdasarkan pete berikut. Namun peta yang mereka buat tidak terlalu bagus, sebab penjelajahan, penggambaran dan teknologi saat itu masih belum mempuni, serta penentuan lokasi Ya’juj dan Ma’juj yang sedikit melenceng ke arah utara.. *Perhatikan bacaan bergaris bawah warna merah



Hingga ketika dia (Dzulkarnain) telah sampai di tempat matahari terbenam (sebelah Barat), dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam (Laut Hitam), dan disana ditemukannya suatu kaum. Kami berkata: "Hai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan terhadap mereka.” (Q.S Al Kahfi, 18: 86)  


Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain). Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah Timur, Laut Kaspia) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya matahari) itu,” (Q.S Al Kahfi, 18: 89-90) 
Sekali kita mengenali Laut Hitam (Black Sea) sebagai laut yang terletak di tepi arah Barat dalam perjalanan Dzul Qarnain, maka laut di arah Timur adalah Laut Kaspia (Caspian Sea) (lihat Peta di bawah ini):


Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.” (Q.S Al Kahfi, 18: 92-93) 
Di antara dua laut ini ada Pegunungan Kaukasus (Caucasus Mountain). Sesungguhnya, pegunungan ini merentang panjang dari satu laut ke laut berikutnya dan dengan begitu pegunungan ini memisahkan Eropa dari Asia (lihat Peta di bawah ini):





Sekarang kita harus menemukan satu-satunya jalan lewat di antara dua pegunungan dan bukti bijih besi dari reruntuhan dinding penghalang Dzul Qarnain. Cukup pasti, jalan Georgian Military Highway yang dibangun bangsa Rusia pada abad ke-19 merupakan satu-satunya jalan yang dapat dilewati yang menghubungkan wilayah di sebelah utara pegunungan itu dengan wilayah di sebelah selatannya. Jalan itu masih menjadi jalan sepanjang 220 kilometer dari Tbilisi di Georgia sampai Vadikavkaz di Rusia. Nama jalan itu dinamai oleh Tsar Alexander I, rute ini sebenarnya mulai ada sebelum abad pertama sebelum masehi dan masih menjadi jalan penting sebagai satu-satunya jalan ke Rusia dengan melewati Pegunungan Kaukasus.
Informasi sudah tersedia di internet yang menggambarkan jalan itu sebagai “jalan spektakuler, yang berkelok-kelok melalui pegunungan tinggi, naik hingga di atas 2300 m di Krestovy. Menuju utara dari Tbilisi terlebih dahulu melewati benteng Ananauri yang dibangun sejak zaman pertengahan, melihat ke bawah ada pemandangan sungai dan lembah Aragvi. Mendekati perbatasan Rusia, ada kota Kazbegi, melihat pemandangan Gunung Kazbegi yang sangat besar (5033 m), puncak tertinggi Pegunungan Kaukasus di Georgia. Lokasi terakhir yang menarik adalah Jurang Daryal, di mana jalan sepanjang beberapa kilometer di dasar sempit di bawah karang batu besi (granit) setinggi 1500 meter”. “Daryal penting dalam sejarah karena merupakan satu-satunya jalan lewat yang tersedia untuk melewati Pegunungan Kaukasus dan sudah lama dibentengi paling tidak sejak 150 tahun SM. Reruntuhan benteng kuno masih dapat dilihat.”
Sekarang kita telah menentukan letak jalan lewat di antara pegunungan dan sekarang masih tersedia bagi proses penyelidikan arkeologi untuk mencari sisa dinding penghalang. Dr. Tammam Adi telah menunjukkan dalam wawancara pribadi dengan penulis: “Saya kira sisa reruntuhan dinding penghalang yang masih tertinggal (yakni dinding penghalang yang dibangun Dzul Qarnain) ada di dasar jurang dan terbuat dari perunggu, campuran besi dan kuningan/tembaga, sebagaimana yang dinyatakan dengan jelas dalam ayat itu”. Kita harus mencari bukti bijih besi di tempat itu dan di sekitar wilayah bagian selatan Pegunungan Kaukasus karena di situlah tempat orang-orang harus menemukan besi dan membawa potongan-potongan atau balok-balok besi untuk Dzul Qarnain.
Artikel wikipedia tentang Jurang Daryal yang merupakan naskah hasil kerjasama dengan Ensiklopedia Britannica (edisi ke-11) menentukan “asal nama Jurang itu dari kata Dar-e Alan yang berarti Gerbang Alans dalam bahasa Persia. Jurang tersebut, dikenal pula dengan nama Gerbang Iberian atau Gerbang Kaukasus, disebutkan dalam sejarah Georgia dengan nama Ralani, Dargani, Darialani.” Dengan kata lain, nama Daryal mempertahankan fakta sejarah tentang dinding penghalang yang dibangun dari logam yang pernah ada di Jurang itu.
Akhirnya, sisi-sisi pegunungan di kedua sisi Jurang Daryal berbentuk seperti dua sisi kerang-laut yang terbuka tepat seperti yang digambarkan oleh Al-Qur’an dengan kata Shadafain. Inilah foto Jurang Daryal yang diambil pada tahun 1872:





Berikut ini adalah sebuah foto kerang terbuka yang menunjukkan shadafain yakni dua sisi yang menyatu di dasar dan terpisah di bagian atas yang bergerigi, dan kemudian dua gambar lagi yang dengan jelas melukiskan ciri shadafain atau berbentuk kerang (yakni dua sisi kerang yang terbuka) di Jurang tersebut:


Kita pun harus menemukan bahasa yang diucapkan di daerah selatan Pegunungan Kaukasus, yang berbeda dari semua bahasa lainnya yang diucapkan di dan sekitar wilayah itu yang diketahui dunia kemudian. Kita perlu melakukannya karena pengalaman Dzul Qarnain saat mendatangi lokasi itu dia mendapati orang-orang tidak dapat mengerti bahasa yang dia gunakan.
Cukup pasti, bahasa Georgia yang diucapkan di selatan Pegunungan Kaukasus tepat adalah bahasa yang dimaksud. Itu adalah bahasa pra-Indo-Eropa yang terisolasi tanpa hubungan dengan bahasa lain dan telah diucapkan di sana paling tidak selama 5000 tahun.
Kita sekarang harus mencari kaum yang telah meninggalkan wilayah mereka yang terletak di daerah Pegunungan Kaukasus dan terus berpindah atau relokasi ke Tanah Suci. Kita pun harus menemukan kaum yang bertanggung jawab dalam ‘membebaskan’ Tanah Suci (dari kekuasaan Muslim) kemudian membawa Bani Israel kembali memiliki Tanah Suci di mana mereka pernah diusir dan berdiaspora.
Mereka haruslah kaum yang berasal dari bangsa manusia namun memiliki ciri-ciri unik tertentu yang membedakan mereka dari bangsa manusia lainnya.
Dapatkah kita menentukan lokasi kaum itu? Jika iya, maka kita pun bisa mengidentifikasi Ya’juj dan Ma’juj.
Setidaknya sebagian kaum Yahudi Eropa yang menciptakan Gerakan Zionis pasti berasal dari suku di Eropa Timur yang beralih ke agama Yahudi. Suku Khazar yang tinggal di wilayah sebelah utara Pegunungan Kaukasus tidak hanya beralih ke agama Yahudi tetapi juga menciptakan sejarah pada masa awal Islam ketika mereka berhasil menahan laju pasukan Muslim yang hendak menaklukkan Eropa padahal pasukan Muslim selalu berhasil menaklukkan wilayah lainnya. Dengan demikian, mereka memiliki kekuatan militer yang lebih hebat daripada kaum lain yang ada di dunia. Bahkan, pasukan Muslim yang dihalangi itu baru saja mengalahkan kekaisaran Persia dan Bizantium (dua kekuatan adi daya yang ada di dunia pada masa itu). Maka dari itu, kekuatan militer Khazar tampak unik. (Lihat hasil karya ilmiah Kevin Alan Brook, The Jews of Khazaria [Kaum Yahudi Khazar], Jason Aronson, 1999; lihat juga situs www.khazaria.com )
Tidak begitu penting bagi kita untuk menyelidiki asal-usul nenek moyang (genealogi) kaum Yahudi Khazar yang selama ini terus meninggalkan daerah Pegunungan Kaukasus, termasuk kaum Yahudi Rusia, untuk berpindah ke Tanah Suci di Negara Israel. Apa yang penting adalah kita harus menentukan lokasi kaum yang telah melakukan perjalanan ke Tanah Suci dari daerah di mana Dzul Qarnain membangun dinding penghalang itu. Kaum Yahudi Kaukasian atau Eropa inilah yang juga telah bertanggung jawab atas tindakan menggoda kaum Yahudi Bani Israel agar meninggalkan tempat di mana pun mereka tinggal (di dunia Muslim khususnya) untuk kembali ke Tanah Suci.
Dan dengan begitu, kesimpulan kami adalah Ya’juj dan Ma’juj berasal dari suku Khazar Eropa Timur. Sementara banyak dari mereka menjadi kaum Yahudi Eropa, tentunya sebagian dari mereka pun pasti telah menjadi kaum Kristen Eropa dan aliansi misterius Kristen-Yahudi Eropa dapat terjadi karena suku Khazar ada di kedua pihak yang pernah dengan pahit bermusuhan. Ini, barangkali, termasuk makna ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj suatu hari akan bersatu satu sama lain bagaikan gelombang yang melanda satu sama lain (yamuju fi b’ad).

3. Sudahkah mereka menyebar ke muka bumi ?

“Dia (Zulkarnain) berkata: "(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". Dan Kami biarkan sebagian mereka (Ya’juj dan Ma’juj) di hari itu berbaur dengan sebagian yang lain,dan (apabila) ditiupkan (lagi) sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,” Q.S Al-Kahfi, 18:98-99 
Silahkan singkirkan anggapan bahwa Ya’juj dan Ma’juj lah yang menghancurkan tembok itu sedikit demi sedikit. Ini berlawanan dengan Al-Qur’an “Dia (Allah SWT) akan menjadikannya hancur luluh;”. Namun, kapan mereka keluar atau dilepas ?
Jika Ya’juj dan Ma’juj telah dilepas sesaat sebelum Islam, bukankah mereka telah dengan cepat mulai mendapatkan kekuasaan atas umat muslim? Nabi sallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda bahwa Umar radiyallahu ‘anhu seperti gerbang penutup (penghalang) yang berdiri di antara umat muslim dan gelombang berbahaya seperti fitnah (ujian dan cobaan yang sulit, Ya’juj dan Ma’juj), dan bahwa gerbang ini akan rusak sehingga tidak akan pernah bisa ditutup kembali. Bukankah Ya’juj dan Ma’juj telah merusak penghalang ini (membunuh Umar)? Bukankah mereka telah menyensor pembahasan Ya’juj dan Ma’juj dalam literatur dan keilmuan Islam, sama seperti Zionis pada masa kini yang menyensor penyebutan kebiadaban dirinya dalam media Amerika dengan tuduhan anti-Semit?
Dan tidak mungkin bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada kami). Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi” (Q.S Al Anbiyaa, 21:95-96) 
Dalam surat Al Anbiyaa di atas, Allah menyebutkan sebuah kota atau negeri yang berhubungan dengan Ya’juj dan Ma’juj. Negeri itu adalah negeri yang berada di Tanah Suci, yakni Negeri Bani Israel. Setelah Khilafah Utsmaniyah hancur dan Negara Israel berdiri, Bangsa Arab selalu ditindas dengan sangat kejam oleh mereka-mereka yang sangat mendukung agenda zionis. Seperti yang di ramalkan oleh Rasulullah saw, ketika Ya’juj dan Ma’juj keluar, Bangsa Arab akan mengalami penindasan.
Zainab binti Jahsy ra berkata: “Rasulullah saw bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda: “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang semakin dekat, hari ini telah dibukakan tembok Ya’juj dan Ma’juj seperti ini!” kemudian beliau melingkarkan kedua jarinya, ibu jari dan telunjuk. Lalu aku bertanya, ya Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shaleh? Beliau bersabda: “Ya, apabila kemaksiatan merajalela (yakni sampah masyarakat, kelicikan, perilaku yang menjijikan, kemesuman, dll., mengambil alih dunia)”. (Ini menandakan tidak hanya penindasan terhadap bangsa Arab dari segi politik, ekonomi, dan militer tapi juga, mereka akan dijelek-jelekkan dalam setiap cara yang cabul dan jahat.). (Shahih Bukhari 3097, 3098 dan Muslim 5130)
Kami menemukan satu Hadits dalam studi kami tentang topik ini, yakni Hadits yang dipahami berarti bahwa Ya’juj dan Ma’juj akan dilepas hanya setelah ‘Isa (‘alaihi al-Salam) kembali dan hanya setelah dia membunuh Dajjal:
“. . . Pada saat itulah Allah akan menurunkan kepada ‘Isa wahyu ini: Aku telah memunculkan dari antara hamba-hamba-Ku suatu kaum yang tidak ada yang sanggup melawannya; engkau bawalah orang-orang ini dengan selamat ke pegunungan itu, fa yab’atsullahu Y’ajuja wa M’ajuj (dan kemudian Allah SWT akan mengirim atau membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj) dan mereka akan menyebar ke segala arah atau menduduki setiap tempat yang menguntungkan. Orang pertama dari mereka akan melewati Danau Tiberias (yakni Danau Galilee) meminum airnya, dan saat orang terakhir dari mereka lewat, dia akan berkata: ‘Dulu pernah ada air di sini . . . .’” (Shahih Muslim)
Metodologi yang kurang memadai yang fokus pada satu Hadits yang berdiri sendiri ini menuntun banyak orang pada kesimpulan bahwa Allah SWT akan melepas Ya’juj dan Ma’juj ke dunia (dan dengan demikian menghancurkan atau meruntuhkan penghalang yang dibangun Dzul Qarnain) hanya setelah ‘Isa (‘alaihi al-Salam) kembali dan membunuh Dajjal. Tetapi Hadits ini menggunakan kata mengirim atau membangkitkan. Tidak menggunakan kata ‘melepas’.
Nabi (sallalahu ‘alaihi wa sallam) juga pernah mengangkat dua jarinya dan menyatakan tentang Yaum al-Qiyamah sebagai berikut:
Aku dan Yaum al-Qiyamah adalah seperti dua ini 
(dan dia menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya)”. (Sahih Muslim) 

4. Di mana mereka sekarang ?

Kita akan mengetahui identitas dan keberadaan mereka jika kita mengumpulkan data dari Al-Qur’an dan Hadits terlebih dahulu. Sebagai berikut :
  1. Mereka memiliki sifat Fasad atau membuat kerusakan dimuka bumi, dan suka berperang. Q.S Al-Kahfi, 18:94
  2. Mereka menyebar ke muka bumi dan saling bercampur dengan yang lain, Q.S Al-Kahfi, 18:99
  3. Suatu negeri (Negari Bani Israel) akan kembali berdiri setelah mereka diusir. Tahun 1948.
  4. Mereka akan menindas manusia khususnya bangsa arab
Mereka (Ya’juj dan Ma’juj) menyebar ke seluruh permukaan bumi dan membuat kerusakan di muka bumi. Namun, sifat mereka adalah Fasad. Sifat Fasad (kerusakan) sendiri terdiri dari :
  1. Fasad religius. Merusak atau merubah secara terang-terangan ajaran agama oleh suatu kaum, (Q.S Al Baqaraa, 2:27)
  2. Fasad genosida. Pembunuhan massal, (Q.S Al Baqaraa, 2:30)
  3. Fasad kepada makhluk hidup. Merusak gen-gen (GMO’s/Genetically Modified Organism/Rekayasa Genetik) makhluk hidup seperti yang dilakukan Perusahaan Amerika Monsanto, (Q.S Al Baqaraa, 2:205)
  4. Fasad keturunan. Perusakan sistematis seluruh reproduksi manusia yang pada akhirnya dapat membuat manusia itu sendiri binasa. (Q.S Al Baqaraa, 2:205)
  5. Fasad ekonomi. Sistem perekonomian yang dirusak hingga hancur dengan menerapkan sistem Riba. Contohnya, seperti Sistem Moneter Internasional, Uang Kertas, Sistem Bretton Woods, Sistem Petrodollar,
  6. Fasad terhadap Bumi. Melakukan kerusakan di muka bumi, seperti Senjata Nuklir yang mampu merusak permukaan bumi, Geoengineering yang dilakukan Amerika untuk memanipulasi iklim dunia, dan juga aktifitas lainnya yang dapat membinasakan bumi, (Q.S Al Baqaraa, 2:30)
  7. Fasad sodomi. Penerimaan praktik homoseksualitas secara social. Ini mencapai puncak dengan “pernikahan gay” dan meruntuhkan sistem pernikahan yang sebenarnya. Seperti yang dilakukan Amerika yang melegalkan pernikahan sesama jenis bagi kaum LGBT, (Q.S Al Ankabut, 29:29-30)



Bom Nuklir




Rekayasa Genetik




LGBT




Geoengineering

Maka, Fasad berarti perusakan kehidupan manusia secara sengaja dan sistematis dengan pembunuhan massal atau dengan perusakan kunci unsur kehidupan, termasuk kehidupan akhirat. Ya’juj dan Ma’juj disebut mufsidun, namun tidak ditentukan jenis fasad secara khusus. Maka, mereka adalah suatu kaum dengan profesi atau gaya hidup kolektif menciptakan dan mempraktikkan semua jenis fasad. Mereka sungguh mendapat murka Allah dan layak dibakar di dalam Neraka. Mereka adalah jenis masyarakat yang disebut sebagai almaghdubi ‘alayhim (orang-orang yang mendapat murka Allah) dalam surat al-Fatiha.
Mereka ini selalu menjajah negara lain, menciptakan Perang Dunia Pertama dan Kedua, memanipulasi ajaran-ajaran Agama, menjatuhkan Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, membantai 20 juta suku Aborigin Australia, membantai 100 juta suku India merah di Benua Amerika Utara dan Selatan, menjadikan manusia di Afrika sebagai budak, dan juga selalu menindas bangsa Arab selama 100 tahun terakhir.
Namun, para elite dari Ya’juj dan Ma’juj akan menjadi kaki-tangan Dajjal. Mereka inilah yang akan membantu mendirikan kembali Negara Israel. Mereka adalah zionist, yang mana petingginya adalah orang Yahudi Eropa atau Yahudi Ashkenazi. Mereka bukanlah Yahudi keturunan Arab, sebab Bani Israel itu adalah Yahudi asli berasal dari keturunan Nabi Yaqub as.
Seorang anggota zionist yang berkhianat, Benjamin H Freedman, lahir dalam keluarga Yahudi dan berpindah agama ke Kristen Katolik, pernah membongkar informasi rahasia zionist ke khalayak umum dalam pidatonya. Berikut sebagian kutipan pidatonya:
“Apa saja fakta tentang orang Yahudi? Saya menyebut mereka Yahudi kepada anda. karena mereka dikenal sebagai Yahudi. Saya sendiri tidak menyebut mereka sebagai Yahudi. Saya menunjuk mereka sebagai “disebut Yahudi”, karena saya tahu siapa mereka. Yahudi Eropa Timur, yang membentuk 92% dari populasi dunia dari bangsa yang menyebut dirinya sebagai “Yahudi”, sebenarnya adalah suku Khazars.”


Benjamin H Freedman Benjamin juga menuturkan kalau bangsa Khazar suka berperang hingga bangsa Asia mengusir mereka keluar dari Asia ke Eropa Timur. Benjamin juga menyatakan bahwa Yahudi Eropa keturunan Khazar bukan lah berasal dari Tanah Suci, nenek moyang mereka bukan berasal dari sana. Aneh jika mereka berambisi kembali ke Tanah Suci atau Yerusalem, padahal tidak ada satupun gen mereka yang cocok dengan gen Bani Israel.
Keanehan pun muncul, Yahudi Eropa kemudian mendirikan sebuah gerakan dan idelogi Zionisme yang dipimpin oleh Theodor Herlz. Gerakan zionisme didirikan di Kongres I Zionis di Basel, Swiss tahun 1897, dan kemudian tepat 1 tahun setelahnya Jasad Fir’aun di temukan tahun 1898. Dan tentu saja, ini adalah sebuah tanda bagi orang-orang yang mau berpikir.
Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu (Fir’aun) agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami” (Q.S Yunus, 10:92) 
Setelah gerakan zionisme terbentuk, mereka berusaha mencari cara untuk merebut Tanah Suci. Para zionist sempat menawarkan 35 juta lira kepada Khalifah Sultan Abdul Hamid II untuk membeli Tanah Suci. Namun Sultan menolak diplomasi Theodor Herlz dan mengirimkan memorandum yang berbunyi:
“Saya takkan melepaskan tanah Palestina meski sejengkal, sebab tanah itu bukan milik saya namun milik umat, yang mereka dapatkan dengan perjuangan dan tetesan darah. Simpanlah uang kalian. Bila khilafah hancur dan musnah suatu hari, sesungguhnya kalian bisa mengambilnya tanpa sepeserpun uang yang kalian bayarkan untuk tanah itu. Namun selagi hayat masih dikandung badan lalu kalian tusukkan pisau di jasad saya, sesungguhnya itu lebih mudah bagi saya, daripada saya harus menyaksikan Palestina terlepas dari khilafah Islam. Dan saya yakin ini takkan pernah terjadi selama saya masih hidup, sebab saya tak mampu menahan sakitnya badan saya dikoyak-koyak sedang saya masih bernapas.” Pada akhirnya, mereka berhasil merebut Tanah Suci dari kekuasaan Khilafah Utsmaniyyah.
Bagaimana cara mereka menaklukkan Tanah Suci ? Baca Bab Selanjutnya ...
 
Sumber: Buku, Sheikh Imran N. Hosein - Sebuah Pandangan Islam Mengenai Ya’juj dan Ma’juj pada Zaman Modern



HANCURNYA KHILAFAH

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.